Engkau

Siapa yang menghirup redup hingga perlahan aku ingin hidup sebenar hidup? Siapa yang melenyap gelap hingga perlahan mataku menyala jadi bara? Siapa yang membunuh jenuh hingga pelan-pelan aku rebah dalam tabah? Siapa yang membikin sakit jadi sedikit hingga dalam sembahyang aku berani meminta agar hilang? Siapa yang menyibak semerbak hingga monster sepertiku takluk tunduk mendamba… Read more Engkau

Huma(n)s

Ngomong-ngomong soal humas, as humans. Kopi sore kali ini belumlah dingin, tapi saya ingin cepat-cepat meneguknya hingga tandas habis. Semacam butuh asupan kafein sebanyak-banyaknya dalam tempo singkat. Lalu, saya meracik gelas kedua, lagi-lagi Gayo. Tubruk, kesukaan saya. Layar gawai saya masih menyala, di sana terpampang salah satu pesan dari rekan saya, yang mempertanyakan peran kehumasan… Read more Huma(n)s

Untukmu

(Tulisan ini telah mengalami beberapa kali perubahan) Tadi pagi saya mendapatkan kiriman warta melalui gawai saya, tentang seorang penulis kondang yang memutuskan untuk menghentikan seluruh penerbitan buku-bukunya dengan alasan ketidakadilan aturan perpajakan terhadap profesi penulis. Saya lalu menyambangi laman akun sosial media penulis tersebut di sini dan di sini, dan membaca detil keluh-kesahnya. Emosional, namun… Read more Untukmu

Joget Bersama Para Bajingan

Ketika band Queens of The Stone Age (QoTSA) merilis lagu “The Way You Used To Do” pada tanggal 15 Juni 2017 lalu, saya sudah menebak, Josh Homme (Kyuss, QoTSA, Them Crooked Vultures, Eagles of Death Metal) dan kawan-kawan akan melakukan perubahan dari gaya bermusik mereka. Dari hasil pencarian lewat Google, saya baru tahu bahwa untuk… Read more Joget Bersama Para Bajingan

Teman Di Kepala

Ayam belum juga berkokok, udara terasa sangat dingin menusuk tulang. Musim bediding, kata orang Jawa. Musim yang merupakan awal musim kemarau namun udara sangat dingin di malam dan pagi hari. Musimnya orang pilek. Tapi rasa dingin tak dihiraukannya, dengan sedikit terhuyung didera kantuk yang masih melekat, ia menuju kamar mandi di bagian belakang rumahnya dan… Read more Teman Di Kepala

Kecap di nasi Padang

Siang hari, seperti siang hari yang lain di kantor saya. Rekan kerja satu ruangan membahas menu makan siang. Cuaca terlalu terik untuk kami keluar kantor guna makan di luar. Ya, semalas itulah kami, dan seenggan itulah kami tersengat sinar matahari. Nasi Padang, keputusan kami bulat. Saya lalu memanggil OB untuk mencatat pesanan menu saya dan… Read more Kecap di nasi Padang

Pria dan Perasaan

“Dasar laki-laki gak punya perasaan!”, pernah dengar ungkapan seperti itu? Saya yakin pernah. Ungkapan ini umumnya diucapkan atau ditulis oleh kaum hawa, baik dalam kondisi marah atau obrolan santai bersama koleganya. Saya tahu tulisan ini akan memicu pertengkaran baru antara saya dan beberapa kawan feminis saya. Tapi setidaknya, bersediakah kalian membacanya hingga ujung?

Bahagia

Suatu sore, saya ingat bertanya pada mbah kakung saya dari bapak. Saya masih SMP waktu itu. Kakek saya hidup sebatang kara bersama satu cucu laki-lakinya yang ditinggal Ibu kandungnya merantau mencari uang. Usianya simbah kala itu sudah 80-an, namun masih tegap berdiri dan mampu ngambil uang pensiunan dengan berjalan kaki setiap bulannya. Simbah saya itu… Read more Bahagia

Ngopi

Belakangan, ngopi itu sebuah hal yang merepotkan. Setidaknya buat saya. Jadi, ngopi itu jadi mirip kehidupan, makin rumit. Cialat tenan! Apa pasal? Beberapa waktu belakang, saya yang sudah sejak kecil minum kopi, dikagetkan dengan pernyataan: “Jangan ngaku pecinta kopi kalau kopinya kopi sachetan!”. Sejak kecil, saya minum kopi kampung. Kopi tumbukan sendiri. Tak pusing apa… Read more Ngopi

Kesepian

Mari kita bicara soal kesepian. Kesepian yang sering kita coba kalahkan dengan berada di tengah banyak orang sekaligus dan setiap saat, kesepian yang coba kita kalahkan dengan mempunyai kawan sebanyak mungkin, kesepian yang coba kita taklukkan dengan menjadi sesibuk mungkin bersama orang lain. Juga kesepian yang sama yang kita salah-sangkakan hanya bisa kita alami jika… Read more Kesepian